Garis Takdir
Aku mengutip garis takdir di penghujung kamis., agar jum’at ku bisa menyatu dengan sabtu mu.. lalu kita menikmati keduanya di hari minggu..
Anak Rantau di Kota Daeng
Aku mengutip garis takdir di penghujung kamis., agar jum’at ku bisa menyatu dengan sabtu mu.. lalu kita menikmati keduanya di hari minggu..
disini., memunggungi balut saranggani., aku memasung horizon biar tak bergerak dan beku.. sambil menikmati kopi., ku coba menganyam angin., seperti gelombang yang ikut gemanya.. di semenanjung yang jauhpun., pada gersang…
Ada nantinya aku ingin sampai., dari alif-ba-ta aku memulai.. hindari terlempar segala aku sebelum sunyi.. atau terpelanting menjelang huruf., agar dalam kata-kata aku tak terpuruk.. Tak kuujar sembarang nama., meski…
Bila semua canda dan tawa telah terdengar sumbang., lalu semua menguap menjadi bayang.. Mohon berikanlah sepotong ma’af kepada sajak., yang makin terkoyak.. Datang sebagai jari-jari khilaf dan salah., membelai huruf-huruf…
untukmu sajak..ku serahkan gemericik air terjun bantimurung dengan tepian yang dirimbuni batang beringin., pematang alirkan air pemandian para bocah.. ambillah sajak..ambillah lanskap itu dalam riak-riak., bersama rintihan burung ruak-ruak.. untukmu…
cinta kini berupa bisik yang gemanya tersangkut di pusaran aneh dada para pujangga.. sekali aku ikut membahasakannya., ia raib menyuruk entah kemana.. kali saja kau menyebut ini gila yang sengaja…
Pada senja di malam yang paling pucuk., tali-tali hujan berupa diam paling rahasia.. manakala sajak menggulung jadi kepompong basah di punggung daun.. sebuah suara dalam lembut bahasa menggema dari ilalang.,…
bukan apa-apa., namun memang berat untuk janjikan sebuah senja kepadamu., apalagi sepoi-sepoi dengan sekeranjang puisi yang kita tebar ke laut.. syair-syair yang tak kunjung selesai., walau pagi selalu membelai-belai., dan…
Mungkin pada seruas talang atap., dengan sendiri kau akan mengerti., bahwasanya sajak tak membagi sakit., tapi mencucup belai dalam segala tubuh.. agar sgala yang digetarkan tak memaknai alakadarnya.. misal dengan…
Seruas talang aku sebut., sebilah sembilu kau maknai.. barangkali batas antara talang dan sembilu ada dalam mata parang (menebas pangkal menebang batang).. tajam parang aku sebut., mata terang kau maknai..…